Written by Dewi M. Sebayang
Posted in:
puisi,
Tuhan
Tuhan padamu aku tak ingin bermain kata
karena pada kenyataannya aku lebih sering lupa
Tuhan aku mencintaiMu dan kau tahu sebesar apa itu
tapi seperti manusia mencinta pada umumnya aku kerap menyelingkuhiMu
Tuhan maaf aku tak mampu membuat syair cinta untukMu
aku terlampau malu, sedang burukku semua Kau tahu
Tuhan aku mencintaiMu
tak perlu Kau ragu
hanya aku mesti lebih belajar lagi untuk menyetiaMu
De
Solo, 19 April 2014
Read more
Pagi-pagi
yang sama, pagi-pagi yang seperti lainnya, hanya saja menjadi beda ketika
pada suatu pagi saya terbangun dan tidak mendapati kacamata di sisi
saya, saya cari di tempat biasanya saya lepas tak juga ada, saya obrak
abrik seluruh tempat tidurpun tidak ditemukan, saya coba ingat kembali
dimana saya lepas kacamata sebelum tidur, tak ingat, kacamata saya hanya
saya lepas pada saat-saat tertentu dan di tempat-tempat
tertentu pula, yang saya khawatirkan cuma bagaimana jika dia terinjak,
atau terduduki, bisa juga tak sengaja terbanting, saya setengah panik,
ini tidak biasa, dia tak biasanya menghilang, tak bisa tidak saya harus
menemukannya, maka saya ambil kacamata saya yang satu lagi, dan saya
menemukannya di tempat yang sepele, di atas meja makan, mungkin tempat
yang umum tak terlalu tersembunyi, tapi bagi saya itu bukan tempat yang
biasa bagi kacamata saya, bukan tempat mudah untuk saya menemukannya,
ketika kacamata saya dilepas maka jalan satu-satunya untuk mendapatkannya
lagi adalah di tempat yang biasanya, di mana saya tidak perlu melihat dan
merabanya.
Read more
di atap rumahku ada lubang
lubang besar hingga kau mampu memasukkan bulan
tapi terlampau kecil untuk menampung semua bintang
di atap rumahku ada lubang besar
hingga ketika hujan aku mampu melihat keajaiban
butir air berpendar bercahaya
di atap rumahku ada lubang
dan semua mengambang melayang
ruangan mendadak gelap
lubang membesar
memakan semuanya
Read more
di pelataran boulevard
ada rintik yang menggelitik
sebuah harmoni masa lalu
di antara kayuhan pedal2 sepeda
ada uap yang mengepul
menghangatkan waktu yang beku
kususun piring2 kotor penuh cerita
kisah peri2 cinta yang menghilangkan logika
-apakah aku terlihat bodoh saat itu?-
di pelataran boulevard
ada rintik yang mengoyak
-betapa ingin kudekap kau saat itu-
Read more
hujan
luruhkan angsana di pangkuan
terlalu lama aku menahannya dalam
dekapan
biarkan angin menerbangkannya ke tanah basah
yang menjadi
takdirnya
hujan luruhkan pula harapanku padanya
akan kutunggu angasana
lain mekar
pada hujan yang akan datang
Read more
ini pagi mengelabui senja
sayup dan samar aku
mendengar debar lama
di sepanjang jalan yang dihujani kuningnya bunga
angsana
aku memiliki cerita di sana
sebuah getar masa lalu yang
sengaja kutitipkan pada bangku-bangku kayu
dan kini aku dihujani rindu pada
pagi yang seperti senja
Read more
kugigiti waktu berharap menemukan kerenyahan di situ
tapi pikiranku terlampau lapar
dan hatiku mulai menggelepar
satu per satu kujilat sisa masa lalu
memunguti remah resah
aku tak bisa moksa.....
abadi terbakar ilusi........
-mumi-
Read more
sejurus lalu rindu datang tanpa malu-malu
membongkar isi hatiku seperti mencari sesuatu
di sudut waktu aku hanya memandang beku
tak mampu melakukan apa pun
tak kutangkap maksud rindu
mengobrak abrik isi hatiku lalu berlalu
ingin ku maki dia yang tak pernah mau tahu
betapa repotnya membereskan semua masa lalu itu
Read more
kujemput rindu pada dingin di stasiun terakhir
saat gerimis menggenggam erat enggan tertepis
pada bangku berkarat yang menghangat dipeluki napas2 berat
kugelitik memori memercik-tak pernah mampu kuhindari-
saat2 seperti ini
dengan secangkir kopi
kuurungkan niat untuk kembali
kugadaikan sejumput mimpi
kubeli karcis dan kembali menanti
kereta yang akan membawaku
ke stasiun masa lalu
Read more
Mungkin
saya bukan manusia yang hidup bergelimang kebahagiaan, seperti manusia
normal lainnya saya juga memiliki banyak masalah yang kadang datang
bersamaan atau berurutan hanya saja saya terlalu gila untuk menyikapi
permasalahan2 tersebut dengan ratapan dan tangisan setiap waktu setiap
saat, saya cukup gila untuk lari dari semua masalah tersebut jadi
seperti orang gila pada umumnya saya cukup tersenyum dan tertawa dan
menjalani semua dengan biasa saja, buat saya jalan keluar dan
penyelesaian hanya bisa tampak ketika kita tenang dan berpikir
sederhana, semua karena saya yakin Dia yang memberi masalah pasti
memberikan pula jalan keluarnya....intine santae ae berow hahahaha
~De 250114
Read more
Sebenarnya aku berharap dapat mencintaimu seperti aku yang biasa, sebagaimana seorang yang gila, tapi sungguh mencintaimu justru mengembalikan kewarasanku pada level yang sewaras-warasnya. Ada beribu alasan yang harus dipertimbangkan ketika menjadi waras, ada banyak hal yang harus dipikirkan sebagai seorang yang waras, ada berjuta keadaan yang tak mungkin diterjang otak yang waras. Menghadapimu merupakan cobaan yang begitu berat menguji konsistensiku pada kegilaan, dan mencintaimu dalam kewarasan rasanya sungguh menyakitkan.
~De 270114
Read more