Lincak ini tak lagi mampu menopang lelah kita, karena pada tiap bilahnya selalu kau selipkan pertanyaan yang tanpa jawab. Harusnya kita mulai sadar, betapa dia mulai kepayahan memegangi sadar kita, yang seenaknya saja melonjorkan seluruh penat. Kita yang lena, ketika angin meniup ubun-ubun kita. Jadi sekarang biar aku yang menguatkan kita, di bahuku teramu obat segala luka dan duka. Berhentilah bertanya dan mulai menjawab sebisa kita, toh kita tidak sedang berlomba, atau mencoba menantang dewa, kita juga terlampau tua untuk melakonkan sandiwara. Kita hanya sepasang renta yang terlanjur melihat dunia, dan selalu bertanya mengapa dilepaskan dari surga.
~De, Solo 13022014
Copyright 2010 Pena Biru
Theme designed by Lorelei Web Design
Blogger Templates by Blogger Template Place | supported by One-4-All
0 komentar:
Posting Komentar