23
Des

Pengakuan

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in:
Terkadang cinta tidak harus ditunjukkan dengan kata-kata yang manis atau tindakan-tindakan romantis, cinta bisa diungkapkan dengan cara yang paling sederhana sekalipun, lewat senyuman atau tatapan mata. Aku pernah mendengar, bahwa hello akan selalu diakhiri dengan goodbye, juga love you akan berakhir dengan hate you. Tapi aku memilih mengakhirinya dengan mencintaimu, meski dalam dimensi yang berbeda. Mungkin aku adalah gadis paling ceroboh yang pernah kau temui, wanita terbodoh yang pernah kau kenal, perempuan paling memalukan yang pernah lihat, tapi aku juga seorang yang sangat mencintaimu. Aku hanya ingin selalu melihat senyummu, ingin menatap matamu untuk menembus hatimu, tapi sudah waktunya...
Read more
23
Des

Pengakuan

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in:
Terkadang cinta tidak harus ditunjukkan dengan kata-kata yang manis atau tindakan-tindakan romantis, cinta bisa diungkapkan dengan cara yang paling sederhana sekalipun, lewat senyuman atau tatapan mata. Aku pernah mendengar, bahwa hello akan selalu diakhiri dengan goodbye, juga love you akan berakhir dengan hate you. Tapi aku memilih mengakhirinya dengan mencintaimu, meski dalam dimensi yang berbeda. Mungkin aku adalah gadis paling ceroboh yang pernah kau temui, wanita terbodoh yang pernah kau kenal, perempuan paling memalukan yang pernah lihat, tapi aku juga seorang yang sangat mencintaimu. Aku hanya ingin selalu melihat senyummu, ingin menatap matamu untuk menembus hatimu, tapi sudah waktunya...
Read more
21
Des

Jomblo itu pilihan kawan

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: ,
Jomblo, sebuah predikat yang selalu jadi sasaran dalam dunia pergosipan dan perlawakan. Jomblo bukanlah sebuah status yang mentereng dalam dunia pergaulan kekinian. Ah berapa merananya para jomblo seperti kami, sudah miskin cinta, fakir kasih sayang, kurang perhatian *halah lebay* masih jadi korban olok-olokan mulai dari keluarga, tetangga, teman, bahkan selalu jadi bahan buat para komika saat ngomik. Bayangkan bagaimana rasanya diserang secara tajam oleh orang yang tidak kita kenal dan disaksikan oleh orang se-Indonesia, kami para jomblo cuma bisa bertahan tanpa mencoba menangkis serangan, tapi para jomblo adalah makhluk kuat, patah hati berkali-kali aja masih sanggup bertahan, apalagi cuma...
Read more
14
Des

PULANG

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: , ,
Aku datang perempuanku Mengetuk pintu yang terlanjur kerontang Berharap di dalamnya masih ada Sisa oase yang kutinggalkan Aku pulang perempuanku Membawa sejuk dari ngarai jauh Memikul tetes air Tak banyak memang Tapi lebih dari cukup membasahi oasemu Semusim nanti Aku kembali, menyeret rindu yang terus bertumbuh Hingga tercecer di setiap kota yang kusinggahi Lalu dipungut pedagang asongan, anak sekolahan, sepasang tua, eksekutif muda, ibu rumah tangga, mahasiswa, seorang pemuda, pengamen jalanan, penjual makanan, pasangan muda, pengemis buta, ah tak mampu kuhitung lagi Kini di depan pintu kerontangmu perempuanku Kujatuhkan seluruh diriku Menjawab semua doamu Mungkin tak akan lama, sebelum aku...
Read more
23
Nov

Bungkam

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: ,
Laki-laki itu melahirkan kata-kata dari rahim mulutnya. Dia memuntahkan ribuan kata, sementara aku kepayahan memunguti, membasuh, dan kemudian menimangnya. Laki-laki itu terengah, kehabisan napas, dan mulai mengumpat "aku binatang jalang dari kumpulan terbuang"*, kemudian dia terkapar. Dalam mulutnya ribuan embrio kata mulai berkembang, tapi buru-buru aku gugurkan sebelum sempat dilahirkan. *salah satu bait dari puisi chairil anwar yang berjudul AK...
Read more
25
Sep

Puisi mati

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: , ,
Aku puisi rindu rupa Sekarat di antara sekat Mencari tuba biar sekalian binasa Aku puisi kosong tanpa jiwa Tertawa-tawa berharap menjadi gila Menangkapi urat-urat malu dan menebasnya seperti benalu Aku rindu menjadi pena yang melahirkan kata-kata # dbayank # solo25091...
Read more
26
Agu

Sepasang Renta

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: , , , ,
Lincak ini tak lagi mampu menopang lelah kita, karena pada tiap bilahnya selalu kau selipkan pertanyaan yang tanpa jawab. Harusnya kita mulai sadar, betapa dia mulai kepayahan memegangi sadar kita, yang seenaknya saja melonjorkan seluruh penat. Kita yang lena, ketika angin meniup ubun-ubun kita. Jadi sekarang biar aku yang menguatkan kita, di bahuku teramu obat segala luka dan duka. Berhentilah bertanya dan mulai menjawab sebisa kita, toh kita tidak sedang berlomba, atau mencoba menantang dewa, kita juga terlampau tua untuk melakonkan sandiwara. Kita hanya sepasang renta yang terlanjur melihat dunia, dan selalu bertanya mengapa dilepaskan dari surga. ~De, Solo 1302201...
Read more
26
Agu

Aku Kanak Itu

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: , ,
Aku membaui masa lalu Bersama potongan waktu Tentang kanak yang jatuh cinta pada bangku kayu, penghapus pensil warna merah biru, cabang pohon jambu, buku-buku bergambar lucu, serta lengan kiri yang lebam membiru Aku membaui masa lalu Ada lapar yang terpenuhkan Ada rindu yang tertawarkan Ada sadar yang terbangunkan Aku menciumi masa lalu Dan mencari tahu Pada potongan keberapa aku menjadi batu Solo-2803201...
Read more
26
Agu

PADA SEBUAH PATAHAN

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: ,
Lalu angin bergulir menggerus luka Pada sebuah patahan Menyerakkan yang tinggal tergoyang Kuraut bulan separuh purnama Sangkaku menjelma bulan baru Hujan jatuh menggenang luka Pada sebuah patahan Melebur yang tinggal bertahan Kujerat awan lalu lalang lalu kukekang Sangkaku matahari garang menyebar terang Pada sebuah patahan sangkaku akan segera tertanggal Tapi begitu sempurna tertinggal bergoyang Pada sebuah ikatan Tanpa bulan baru atau matahari terang Hanya sebuah patahan sangkaku beraian. solo-2003201...
Read more
26
Agu

WARNA PILU

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: , , ,
Apa warna pilu yang kau lukis di atas ngarai itu laki-laki hujanku? Ada petang yang kau sibakkan dari ujung matamu lalu tersenyum "Pelangi" "Indah" gumanku "Maukah kau lukis pula di tubuhku?" Hanya sebuah senyum simpul lalu hening Pun ketika aku merajuk menggelayut manja pada dingin tubuhmu "Perempuan sepiku, seindah apa pun warna pilu, ia tak akan jadi senyummu" Solo-2103201...
Read more
26
Agu

PADA MATA LELAKI HUJAN

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: , ,
Sejak kapan kau kunci cahaya dari matamu laki-laki hujanku? Begitu kelabu, terasa dingin di sana. Perempuan sepiku, apakah kau lupa, bahwa kunci itu kutitipkan padamu, ketika pertama kita bertemu #cahaya itu milikmu Solo-2303201...
Read more
26
Agu

LAKI-LAKI YANG BERDUKA

Written by Dewi M. Sebayang 0 komentar Posted in: ,
sejak persetubuhan kita yang terakhir sudah kulalui beribu bulan mati menandai kalender usang yang tergantung enggan tertanggal kumainkan anak rambutmu di antara deru napasku sengaja, kutinggalkan di situ sejak percumbuan kita yang sempurna sudah tak kutemui beribu purnama di antara putaran waktu yang tak berangka kau tinggalkan getarmu dalam canda kudekap kau saat itu sejak kecupanku yang pertama kau hamparkan beratus racun yang siap ku minum percumbuan kita adalah jalan kematian dan kau mulai meraba jantungku meremas dan menghentikan detaknya sebelum benar-benar menghilang ah kenapa kau membuatnya menjadi rumit yang kumau hanya menggenggam tanganmu bersandar di bawah pohon randu dan akan...
Read more