Terkadang cinta tidak harus ditunjukkan dengan kata-kata yang manis atau tindakan-tindakan romantis, cinta bisa diungkapkan dengan cara yang paling sederhana sekalipun, lewat senyuman atau tatapan mata.
Aku pernah mendengar, bahwa hello akan selalu diakhiri dengan goodbye, juga love you akan berakhir dengan hate you. Tapi aku memilih mengakhirinya dengan mencintaimu, meski dalam dimensi yang berbeda.
Mungkin aku adalah gadis paling ceroboh yang pernah kau temui, wanita terbodoh yang pernah kau kenal, perempuan paling memalukan yang pernah lihat, tapi aku juga seorang yang sangat mencintaimu.
Aku hanya ingin selalu melihat senyummu, ingin menatap matamu untuk menembus hatimu, tapi sudah waktunya mengucapkan goodbye, sudah saatnya mengakhiri kisah yang ganjil ini, aku sudah menyimpan senyummu, abadi dalam ingatanku.
Terkadang cinta tidak harus ditunjukkan dengan kata-kata yang manis atau tindakan-tindakan romantis, cinta bisa diungkapkan dengan cara yang paling sederhana sekalipun, lewat senyuman atau tatapan mata.
Aku pernah mendengar, bahwa hello akan selalu diakhiri dengan goodbye, juga love you akan berakhir dengan hate you. Tapi aku memilih mengakhirinya dengan mencintaimu, meski dalam dimensi yang berbeda.
Mungkin aku adalah gadis paling ceroboh yang pernah kau temui, wanita terbodoh yang pernah kau kenal, perempuan paling memalukan yang pernah lihat, tapi aku juga seorang yang sangat mencintaimu.
Aku hanya ingin selalu melihat senyummu, ingin menatap matamu untuk menembus hatimu, tapi sudah waktunya mengucapkan goodbye, sudah saatnya mengakhiri kisah yang ganjil ini, aku sudah menyimpan senyummu, abadi dalam ingatanku.
Jomblo, sebuah predikat yang selalu jadi sasaran dalam dunia pergosipan dan perlawakan. Jomblo bukanlah sebuah status yang mentereng dalam dunia pergaulan kekinian. Ah berapa merananya para jomblo seperti kami, sudah miskin cinta, fakir kasih sayang, kurang perhatian *halah lebay* masih jadi korban olok-olokan mulai dari keluarga, tetangga, teman, bahkan selalu jadi bahan buat para komika saat ngomik. Bayangkan bagaimana rasanya diserang secara tajam oleh orang yang tidak kita kenal dan disaksikan oleh orang se-Indonesia, kami para jomblo cuma bisa bertahan tanpa mencoba menangkis serangan, tapi para jomblo adalah makhluk kuat, patah hati berkali-kali aja masih sanggup bertahan, apalagi cuma sakit hati, gampanglah diatasi.
Tulisan ini bukanlah upaya pembelaan terhadap kaum jomblo yang selalu tertindas, sumpah bukan. Memangnya siapalah saya, punya kekuatan sebesar itu untuk membela kaum mayoritas yang diminoritaskan di Indonesia ini *mayoritas yang diminoritaskan ini apa pulak maksudnya???*
Tulisan ini adalah murni ungkapan isi hati saya yang terdalam, bagi mereka yang selalu saja mempertanyakan status kejombloan saya, menekan perasaan saya yang sangat sensitif ini dengan pertanyaan paling sulit yang tak pernah bisa kami para jomblo untuk menjawabnya, bahkan pun jika kami telah belajar sampai begadang berminggu-minggu, atau ikut bimbel ternama yang bayarannya berjuta-juta "kapan nikah?"
Tulisan ini lebih ditujukan buat para teman dan keluarga, karena merekalah yang setiap hari membuat hari penulis seperti game, di mana jika salah menjawab harus siap merasakan hukuman.
Penulis paling malas kalau harus menghadiri reuni, pesta nikahan kawan lama, acara kumpul-kumpul keluarga, juga ulang tahun. Kenapa? Ah apa juga mesti dijelaskan di sini alasannya? Tentu saja penulis malas harus selalu menjawab pertanyaan yang jawabannya juga tidak penulis tahu "kapan nikah" *heran, kenapa mereka selalu saja menanyakannya, emang kalo aku nikah mereka pada mau jadi sponsornya gitu?*
Buat prend-prendku tersayang, baca tulisan ini baik-baik ya *ya iyalah baca tulisan, masak mendengarkan tulisan*, sobat kalian tercinta ini, yang paling cantik dan paling baik hati, yang pasti sangat kalian sayangi, memutuskan menjadi jomblo bukan karena sengaja, tapi karena emang jodohnya belum keliatan, udah pake teropong juga belum keliatan. Harusnya kalian bangga punya sobat dan sodara kayak aku, seenggaknya aku masih mempertahankan prinsip, bahwa status itu nggak penting, tapi yang penting adalah siapa yang digandeng. Buat apa kita menjalin hubungan dengan orang yang nggak kita cinta cuma buat mengejar status in relationship. Sebuah hubungan harus didasari oleh rasa cinta, karena suka saja tidak cukup kuat. Bayangkan saja, temen kamu yang satu ini, seandainya saja gampangan *maksudnya gampang menerima rasa suka dari cowok lain gitu*, g bakalan jadi jomblo menahun, karena jika putus hubungan gampang aja cari yang baru. Aku itu nggak usah banyak ngomong, ato dandan pake ini itu, make kolor ama kaos oblong aja nggak sedikit yang jatuh cinta, apalagi kalo aku dandan make make up dan fashion yang kekinian *kata orang* rambut ala-ala bintang korea, rayuan maut ala pulau kelapa, siapa yang nggak jatuh cinta *tiba-tiba dilempar kaca*.
Prend, sejatinya rasa suka itu berbeda jauh dari rasa cinta, oke kalo cuma sekadar suka, aku gampang banget suka ama cowok, bahkan cuma karena liat cowok lagi pegang duit banyak aja aku bisa langsung suka *kena timpuk sendal*, tapi untuk mencintai seseorang itu butuh waktu, butuh proses. Cinta itu memang misterius, dia bisa tiba-tiba muncul pada orang yang tak terduga. Asal kalian tahu, cinta tidak benar-benar muncul secara tiba-tiba, ada proses panjang yang menyertai, hanya saja kadang kita tidak cukup peka untuk merasakan tanda-tanda kehadirannya. Rasa suka itu banyak dan bercabang-cabang, sedang cinta itu cuma satu, dia akan muncul saat cinta yang satunya hilang.
Kembali ke soal jomblo, prendku cantik. Temanmu ini memilih menjadi jomblo karena ingin menjaga kehormatan dan harga diri keluarganya dan kalian. Dia nggak mau kalian menjadi malu karena berteman dengan seorang wanita yang doyan gonta-ganti pacar. Pasti kalian segera protes dan bertanya, apakah aku tidak pernah mencintai seseorang. Tidak sayang, aku juga wanita biasa yang pernah jatuh cinta, hanya saja cintaku selalu saja muncul pada saat yang salah dan jatuh pada orang yang salah. Aku selalu saja jatuh cinta pada orang yang tidak jatuh cinta kepadaku. Padahal di luar sana banyak sekali cowok yang suka padaku tapi kenapa aku selalu saja jatuh cinta pada mereka yang tak cinta padaku. Ini salah satu misteri yang sampai sekarang belum juga mampu kupecahkan. Sudah kutuliskan tadi bahwa cinta itu hanya satu, dia akan muncul pada saat cinta yang satunya menghilang, hanya saja cinta tak mudah hilang begitu saja, bahkan meski bertahun-tahun berlalu. Ya, artinya aku harus menemukan cinta baru untuk bisa menghilangkan cinta yang lama, tetapi tidak mudah menemukan cinta yang baru, sulit, aku tekankan sekali lagi sulit.
Aku datang perempuanku
Mengetuk pintu yang terlanjur kerontang
Berharap di dalamnya masih ada
Sisa oase yang kutinggalkan
Aku pulang perempuanku
Membawa sejuk dari ngarai jauh
Memikul tetes air
Tak banyak memang
Tapi lebih dari cukup membasahi oasemu
Semusim nanti
Aku kembali, menyeret rindu yang terus bertumbuh
Hingga tercecer di setiap kota yang kusinggahi
Lalu dipungut pedagang asongan, anak sekolahan, sepasang tua, eksekutif muda, ibu rumah tangga, mahasiswa, seorang pemuda, pengamen jalanan, penjual makanan, pasangan muda, pengemis buta, ah tak mampu kuhitung lagi
Kini di depan pintu kerontangmu perempuanku
Kujatuhkan seluruh diriku
Menjawab semua doamu
Mungkin tak akan lama, sebelum aku berlalu
Lagi-lagi meninggalkanmu sendiri
Aku berharap kau adalah mendung
Yang akan membawaku kemanapun kau mau
#laki2hujan_dan_perempuansepi
D'bayank
Rantau prapat 14122015
Laki-laki itu melahirkan kata-kata
dari rahim mulutnya.
Dia memuntahkan ribuan kata,
sementara aku kepayahan memunguti,
membasuh, dan kemudian menimangnya.
Laki-laki itu terengah,
kehabisan napas,
dan mulai mengumpat
"aku binatang jalang dari kumpulan terbuang"*,
kemudian dia terkapar.
Dalam mulutnya
ribuan embrio kata mulai berkembang,
tapi buru-buru aku gugurkan
sebelum sempat dilahirkan.
*salah satu bait dari puisi chairil anwar yang berjudul AKU
Aku puisi rindu rupa
Sekarat di antara sekat
Mencari tuba biar sekalian binasa
Aku puisi kosong tanpa jiwa
Tertawa-tawa berharap menjadi gila
Menangkapi urat-urat malu
dan menebasnya seperti benalu
Aku rindu menjadi pena
yang melahirkan kata-kata
# dbayank
# solo250915
Lincak ini tak lagi mampu menopang lelah kita, karena pada tiap bilahnya selalu kau selipkan pertanyaan yang tanpa jawab. Harusnya kita mulai sadar, betapa dia mulai kepayahan memegangi sadar kita, yang seenaknya saja melonjorkan seluruh penat. Kita yang lena, ketika angin meniup ubun-ubun kita. Jadi sekarang biar aku yang menguatkan kita, di bahuku teramu obat segala luka dan duka. Berhentilah bertanya dan mulai menjawab sebisa kita, toh kita tidak sedang berlomba, atau mencoba menantang dewa, kita juga terlampau tua untuk melakonkan sandiwara. Kita hanya sepasang renta yang terlanjur melihat dunia, dan selalu bertanya mengapa dilepaskan dari surga.
~De, Solo 13022014
Aku membaui masa lalu
Bersama potongan waktu
Tentang kanak yang jatuh cinta pada bangku kayu, penghapus pensil warna merah biru, cabang pohon jambu, buku-buku bergambar lucu, serta lengan kiri yang lebam membiru
Aku membaui masa lalu
Ada lapar yang terpenuhkan
Ada rindu yang tertawarkan
Ada sadar yang terbangunkan
Aku menciumi masa lalu
Dan mencari tahu
Pada potongan keberapa aku menjadi batu
Solo-28032014
Lalu angin bergulir menggerus luka
Pada sebuah patahan
Menyerakkan yang tinggal tergoyang
Kuraut bulan separuh purnama
Sangkaku menjelma bulan baru
Hujan jatuh menggenang luka
Pada sebuah patahan
Melebur yang tinggal bertahan
Kujerat awan lalu lalang lalu kukekang
Sangkaku matahari garang menyebar terang
Pada sebuah patahan sangkaku akan segera tertanggal
Tapi begitu sempurna tertinggal bergoyang
Pada sebuah ikatan
Tanpa bulan baru atau matahari terang
Hanya sebuah patahan sangkaku beraian.
solo-20032014
Apa warna pilu yang kau lukis di atas ngarai itu laki-laki hujanku?
Ada petang yang kau sibakkan dari ujung matamu lalu tersenyum
"Pelangi"
"Indah" gumanku
"Maukah kau lukis pula di tubuhku?"
Hanya sebuah senyum simpul lalu hening
Pun ketika aku merajuk menggelayut manja pada dingin tubuhmu
"Perempuan sepiku, seindah apa pun warna pilu, ia tak akan jadi senyummu"
Solo-21032014
Sejak kapan kau kunci cahaya dari
matamu laki-laki hujanku? Begitu
kelabu, terasa dingin di sana.
Perempuan sepiku, apakah kau lupa,
bahwa kunci itu kutitipkan padamu,
ketika pertama kita bertemu
#cahaya itu milikmu
Solo-23032014
sejak persetubuhan kita yang terakhir
sudah kulalui beribu bulan mati
menandai kalender usang yang tergantung enggan tertanggal
kumainkan anak rambutmu di antara deru napasku
sengaja, kutinggalkan di situ
sejak percumbuan kita yang sempurna
sudah tak kutemui beribu purnama
di antara putaran waktu yang tak berangka
kau tinggalkan getarmu dalam canda
kudekap kau saat itu
sejak kecupanku yang pertama
kau hamparkan beratus racun yang siap ku minum
percumbuan kita adalah jalan kematian
dan kau mulai meraba jantungku
meremas dan menghentikan detaknya
sebelum benar-benar menghilang
ah kenapa kau membuatnya menjadi rumit
yang kumau hanya menggenggam tanganmu
bersandar di bawah pohon randu
dan akan kuciptakan seribu puisi untukmu
.......tapi percumbuan kita adalah jalan kematian katamu, dan kau pun berlalu
17-18 Okt 13
Copyright 2010 Pena Biru
Theme designed by Lorelei Web Design
Blogger Templates by Blogger Template Place | supported by One-4-All